Thursday, March 21, 2013

BERKAH CINTA DI BULAN RAMADHAN part III


Ternyata dunia itu begitu luas ya Naj, sampai2 aku ga tau kalau kamu mengajari adikku mengaji di rumahku sendiri, dan maaf kalau pembicaraan aku sama mama tadi kedengeran sampai keruangan bawah.....
            Tentang kekasihmu itu..?
A, aku.... aku sudah lama putus dengannya, tapi mama mengira aku masih   pacaran Dengannya, dan aku bisa mengerti semua itu, setiap orang tua pastilah ingin yang terbaik untuk anaknya..
            Maksudmu....?
(Ali mendesah perlahan) Selama dengannya aku banyak berubah, dan perubahan itu tidak disukai orang tuaku, benar kata orang cinta itu buta, aku bahkan ga mendengarkan peringatan dari sahabat2 aku sendiri, tapi sekarang aku sadar kok, karena ternyata orang yang ku pikir tulus sayang sama aku Cuma memanfaatin aku, aku bodoh karena terlambat menyadarinya..... Benar kata orang kalau keindahan yang nampak oleh mata itu bukan segalanya, kecantikan yang tidak disertai budi pekerti yang baik tak ubahnya seperti boneka, tak ada gunanya... (Ali kembali mendesah, lalu tersenyum) Maaf kalau aku jadi curhat gini sama kamu, seandainya cowo kamu lihat dia pasti cemburu,.( Najwa Cuma menanggapi dengan senyuman) Kok senyum, Kenapa?
            Enggak kok....
Dia pasti sangat pengertian, beruntung banget dia punya cewe seperti kamu Naj..
            Aku ga punya cowo.
Ali kembali tersenyum,
            Kenapa......? Tanya Najwa.
Gadis secantik kamu mana mungkin ga punya cowo...... Cuma cowo bodoh yang ga mau sama kamu Naj dan Cuma cowo yang ga punya perasaan aja yang tega nyakitin hati kamu.....
            Kata2mu membuatku merasa berarti, tapi kenyataannya justru aku sakit hati karenanya....
            Kenapa......? (Najwa Diam sesaat) Maaf bukan maksudku untuk tau,(Sambung Ali,  Najwa mendesah perlahan ) Dia lebih memilih pergi dengan pilihan hatinya, tapi aku tidak menyalahkannya, aku yakin Tuhan pastilah lebih tau yang terbaik buat aku, kata orang cinta itu seperti tamu yang datangnya tak pernah diduga, dan kepergiannya tak diharapkan, tapi Kita tidak seharusnya kecewa kan, kalau apa yang kita inginkan itu tidak seperti apa yang kita harapkan.....
            Kau benar Naj......, tapi kemaren boleh jadi dia menyakiti hatimu, tapi ga mustahil juga kalau suatu saat kamu akan menjadi pelabuhan hatinya yang terakhir,...
Tapi Semua itu Cuma Tuhan yang tau kan Al......
Yaah kalau kamu ngomong gitu, aku jadi ga tau harus bilang apa.. Emmh oh ya, besok ada acara buka puasa bersama di Kampus sekalian ada acara menggalang dana  buat di sumbangin kepanti asuhan, kamu juga ikut kan,
            ( Najwa menggeleng menanggapinya ) Kenapa...?
Acara itukan khusus untuk mahasiswa kampus ini. Aku bukan mahasiswa......
            Kamu ga tau ya, semua Dosen dan stap karyawan kampus ini juga ikut serta.....
****
            Aku ga percaya ini, Ini beneran Ali kan.....? Hei mana antingmu, Penampilan kamu hari ini beda banget, lebih segar, berwibawa, emmh apa lagi ya........ sedikit coul... dan.......... ga kalah sama santri2 pesantren.
            Ah..... kau... jangan menggodaku terus........
Gitu dong, ini baru sahabatku, tapi siapa orangnya yang sanggup merubah kamu seperti ini, ( Ali Cuma tersenyum menanggapi kata2 Dian)
****
            Ma... hari ini Al pulang telat habis jemput Dea di sekolah AL mau ke Bank bentar, kartu ATM Al Rusak Ma,  Al ga sengaja masukin kemesin cuci, waktu nyuci baju kemaren,Tapi uangnya Cuma tinggal dikit aja kok,
            Makanya lain kali kalau mau nyuci baju, periksa dulu saku2 kamu...
Iya ma, Al berangkat dulu, Assalamualaikum.
Waalaikumsalam....
***
            Kak kita mau kemanasih sebenarnya,
Ke bank bentar, kaka mau bikin kartu ATM yang baru,( Sahut Ali dan Dea Cuma mengangguk pelan )
            Kak Najwa kenapa  masih ga datang hari ini,
Memangnya kaka ga ketemu kak Najwa di kampus ya, ( Dea balik bertanya, Alipun menggeleng) Emmmh, katanya sih lagi ada tamu, jadi ga bisa ngajarin Dea ngaji, masa sih ka Cuma karena ada tamu aja ga bisa ngajarin Dea ngaji. Padahal sudah seminggu lho kak..  (Ali Cuma senyum mendengar penuturan Dea)Kok kaka senyum sih,
            Entar juga kalau kamu sudah besar,kamu bakal  ngerti kok..  Emmh...., Kamu ikut kaka kedalam atau nunggu di mobil aja (Tanya Ali)
Dea ikut kak....
            Ya udah yuk turun, kita sudah sampai.. ( Kata Ali setelah memarkir mobilnya)
Sepertinya itu kak Najwa deh kak. ( Kata Dea menunjuk kearah Najwa, lalu menarik tangan Ali menghampiri Najwa, yang baru saja mentransper sejumlah uang )
            Dea.......
Kak Najwa Tamunya sudah pulang belum, kapan ngajarin Dea ngaji lagi......?
Najwa memandang Dea dan Ali bergantian, sementara Ali Cuma diam..
            Memangnya Tamu kak Najwa itu siapa, kok kata Kak Ali, entar kalau Dea sudah besar, Dea Juga ngerti kok.... Tutur Dea polos, Najwa kembali memandang ke arah Ali, kali ini Ali Cuma mendesah sambil menggeleng pelan..
            Suasana Bank yang cukup ramai itu, seketika mencekam karena kedatangan beberapa rampok, yang membawa senjata Api. Dea berlindung di belakang Ali sambil memeluk lengan Ali dengan Erat..
            Jangan ada yang coba keluar dari tempat ini... dan jangan coba2 menghubungi polisi atau siapapun kalau tidak ingin mati di sini... semuanya duduk dilantai sekarang,
( Ancam rampok itu, sambil mengarahkan senjata apinya kepada orang2 yang berada di bank tersebut)
            Kak Dea takut...Kata Dea sambil memeluk erat Ali,
Dea jangan takut, ada kaka disini, mereka ga akan berani menyakiti Dea... sahut Ali sewar mungkin sambil mengelus pundak Dea yang berada dipangkuannya.. Dea makin membenamkan wajahnya di dada Ali saat melihat rampok itu menghampiri mereka.. Najwa yang berada disamping Alipun nampak ketakutan, Ali menggenggam tangan Najwa  dengan tangan kanannya bermaksud menenangkannya, namun najwa buru2 menarik tangannya,
            Hei kamu sini,, kata Rampok sambil menarik paksa tangan Najwa, lalu menodongkan senjata api keleher Najwa..
Mau apa kalian..... lepaskan dia... Kata Ali...  
            Diam kamu, dan suruh anak kecil itu diam, jangan menangis... atau aku yang akan membuatnya diam seumur hidup.... rampok itu seketika menembakkan senjatanya kearah Dea yang berada dipangkuan Ali, melihat hal itu Ali segera mendorong  Dea kesamping, dan sebutir peluru bersarang di dada Ali,,
            Itu pelajaran buat semua orang yang ada di sini, cepat serahkan  semua uangnya atau gadis ini akan bernasip sama seperti pemuda bodoh itu........ gertak rampok itu, sambil terus menodongkan senjata di leher Najwa, sementara ali duduk lemas, dengan luka yang bersimbah darah..... dengan perasaan takut, beberapa petugas bank itu pun menuruti perintah rampok tersebut... petugas satpam yang menjaga bank itupun sudah terlebih dahulu di buat pingsan oleh perampok2 itu..... setelah menerima uang, rampok2 itupun pergi tanpa seorangpun berani mencegahnya,..
***
            Di ruang operasi semua keluarga Ali nampak menunggu dengan cemas, beberapa polisi pun nampak berada di sana..... dea tak henti2nya menangis, sang bundapun  seakan kehabisan akal agar Dea berhenti menangis...
            Dea....... kalau kak Ali tau Dea nangis terus kak ali pasti sedih,dan lagi puasa Dea bisa batal lho...... lebih baik  Dea do`ain Kak ali biar cepat sembuh..... ya, kita ke mushala yuk, do`a adik sebaik Dea Pasti akan sangat membantu,.... Kata najwa lembut sambil membelai rambut dea dengan penuh kasih sayang, Dea pun mengangguk sambil menghapus air matanya,
            Semua orang yang menunggu di sana saling pandang melihat Dea..  Najwa memandang kearah orang tua Ali, seolah meminta izin membawa Dea ke mushala, kedua orangtua ali Cuma mengangguk tanda setuju.
Pantas aja Ali jatuh cinta dengannya, ternyata Najwa begitu sayang dan perhatian dengan Dea, dan kurasa ini bukanlah sesuatu yang di buat2 oleh Najwa, untuk dapat perhatian keluarga besar Ali, tapi dia tulus, dan kurasa Najwa bukan tipe cewe yang suka cari perhatian untuk dapat simpati orang lain.. Pikir Dian.. yang juga berada di tempat itu....
            Kau memikirkan apa....? bisik Sinta...
Tentang cewe yang di impikan Ali, mungkin dialah orangnya... ( sahut Dian sambil memandang kepergian Najwa dan Dea )
            ***
Gimana oprasinya Ma, kak Ali ga apa2 kan ?
Berkat do`a kamu sayang, kata dokter ini benar2 keajaiban Tuhan, kita hampir saja kehilangan kak Ali, tapi rupanya Allah mengabulkan Do`a kamu sayang.....
            Dea Cuma bisa berdo`a ma, tapi Allah yang menentukan, kata kak Najwa tidak ada sesuatupun di dunia ini keculi atas kehendak Allah, selembar daun aja pun tak akan jatuh kecuali atas kehendak-Nya jua...  ini semua pastilah berkat do`a kita semua, karena  kita semua sayang sama ka Ali,
            Mama sama papa bangga sama kamu sayang..... Nanti kalau kaka Ali sudah sadar pasti dia sangat senang... Kata sang Ayah sambil memeluk  Dea dengan penuh kasih sayang, dengan air mata yang berlinang. Dian yang menyaksikan hal itu ikut meneteskan air mata,
            Ali sangat beruntung punya adik seperti Dea,,,,Kata dian.
Sinta Cuma mengangguk. Dan aku beruntung punya kekasih yang punya hati lembut sepertimu.. Kata sinta pelan..
            Kapan kak Ali bisa di temui ma..
Kata dokter untuk sementara kak Ali belum boleh di temui dulu, Sekarang Dea pulang dulu ya, kan dea belum ganti baju dari pagi...
            ***
            Azan Asar berkumandang merdu dari mesjid dekat rumah sakit di mana Ali di rawat, semua orang menunggu dengan rasa cemas karena sudah dua hari Ali tak jua sadarkan diri, perlahan Ali menggerakkan jari tangannya, dan dengan perlahan Ali membuka matanya, kata syukur terucap bersamaan dari kedua orang tua, sahabat dan adiknya, tatkala menyaksikan hal itu...
            Al, dimana ma, apa yang terjadi, kenapa dada Al rasanya perih,,,, kata Ali pelan, mencoba untuk bangkit,
Al, kamu jangan banyak gerak dulu, Kata Dian,
Ini dimana......?
Kita di rumah sakit Al....... Sahut sang mama....
            Dea  mana Ma........
Dea....  disini ka.....
            ***
            Kami sangat berharap kamu tetap bekerja disini Najwa. Walaupun Pak Arun sudah kembali dari Umrah.. mahasiswa banyak yang bilang, sejak kamu yang jaga perpustakaan, mereka merasa lebih nyaman,
            Saya sangat menghargai keinginan Ibu, tapi saya hanya menggantikan posisi Pak Arun sementara, saya sama sekali tak bermaksud menolak keinginan Ibu.....
            Kamu pasti punya alasannya, dan kami tak bisa memaksa, tapi kalau suatu saat kamu berubah pikiran, pintu kampus ini akan selalu terbuka untukmu....
            Terimakasih Bu, itu merupakan suatu kehormatan untuk saya,...
***
            Kata dokter sore ini kamu sudah boleh pulang, benar begitu......? tanya Dian, sementara Ali Cuma mengangguk. ” Kok sepi, om sama tante mana?”
            Mama sama Dea sudah pulang tadi, katanya mau nyiapin buat buka puasa bersama sekalian selamatan karena aku sudah bisa pulang kerumah.. kalau papa lagi ngurus administrasi biaya rumah sakit,
            Kau sangat beruntung punya keluarga yang begitu perhatian, dan apa kamu mau tau sedikit cerita tentang Najwa... Kata dian,
            Najwa,,,,, kamu tau dimana dia sekarang.....
Jadi najwa tak pernah menjengukmu lagi..... Dian balik balik bertanya, sementara Ali Cuma menggeleng pelan..
            Kamu sudah coba hubungin dia, SMS atau apa gitu.....
Masalahnya aku ga tau No HPnya sekarang, semua sudah di ambil sama rampok itu,.
            HP kamu juga.. Tanya dian, alipun mengangguk.
Kelihatannya Dea begitu akrab dengan Najwa, kau tau Al saat kamu dioprasi Dea tak henti2nya menangis, kami semua seakan kehabisan akal agar dea berhenti menangis, ibu dan ayahmu  pun ga tau lagi harus gimana, tapi dengan Najwa Dea menurut Al, kau tau Najwa membawa Dea kemana, Najwa membawanya ke mushala buat do`ain kamu, dan keajaiban itu terjadi Al, di saat dokter bilang harapan buat kesembuhan kamu sangat tipis, kondisi kamu sangat kritis,, semua orang yang menunggu oprasi kamu saat itu benar2 resah Al,  tapi dengan izin-Nya kamu bisa sembuh sekarang... Dan dari Najwa Dea memperoleh banyak hal berharga Al, terbukti banyak kata bijak yang ia ucapkan kepada kami, kata2 yang mungkin tak pernah terlintas untuk anak seusia Dea, yang membuat semua orang jadi terhru, kamu beruntung punya kekasih sepertinya Al..
            Tapi kenyataannya tidak demikian Di, Antara aku dengan Najwa ga ada hubungan apa2, bukan kekasih seperti yang kau kira,
            Tapi kau mencintainyakan Al..
***
            Suasana kekeluargaan di rumah Ali begitu kental saat berbuka puasa bersama di rumahnya, Dian, Sinta, dan keluaraga besar Ali nampak begitu akrab, sebuah kebersamaan yang indah, dan rasa syukur atas kesembuhan Ali, semua nampak gembira, Walau ali tak bisa membohongi perasaannya, kalau ada perasaan gundah ada yang tak lengkap dan hilang di hatinya saat
 itu.. sesekali Ali memandang kearah pintu, berharap ada yang datang dan itu adalah Najwa.. namun orang yang di harapkannya tak jua datang......
            Kaka nungguin ka Najwa ya.... bisik Dea, Ali Cuma mendesah perlahan tak menanggapi kata2 Dea. Kaka cinta Ya sama kak Najwa. Bisiknya lagi... Ali Cuma memandangi Dea dengan tatapan sayu tanpa berkata apapun, Dea segera mengerti kalau Ali sedang tak ingin di ganggu dengan pertanyaan.
            Setalah selesai shalat magrib, Ali berdiri di beranda kamarnya, memandang bulan yang bersinar seperempat, karena memang hari Raya `Idul Fitri tinggal seminggu lagi..
            Apa aku boleh masuk, Tanya dian, Ali tersenyum menanggapinya sambil mengangguk...
            Aku mengerti perasaanmu Al, dia tak akan tau kalau kamu begini, bukannya dulu kau selalu memberiku semangat di saat aku merasa rapuh, lebih baik kau mengatakannya Al, itu akan lebih baik. Bukankah itu yang kau ucapkan padaku dulu saat aku merasa ga ada lagi yang harus aku lakukan, disaat aku merasa kehilangan apa yang aku harapkan.
            Makasih Di, kau memang sahabat terbaikku, kata2mu sangat berarti bagiku.
            Benar kata orang cinta itu baru akan terasa kalau orang yang kita kagumi itu ga ada didekat kita lagi, lebih baik kamu jujur Al, bilang yang sesungguhnya sebelum kamu benar2 kehilangannya.
            Sekarang aku baru ngerti, kenapa beberapa hari ini aku merasa ada yang sakit, aku merasa ada  sesuatu yang hilang dalam bagian hatiku yang paling dalam, dan itu sangat menyakitkan.

bersambung ke part IV

No comments:

Post a Comment